Main image

Wednesday, November 08, 2006

Jangan cerita lagi

Al-kisah Nasrudin Hoja adalah seorang tokoh sufi yang sama terkenal dan konyolnya dengan Abu Nawas, kehilangan istrinya yang tercinta.Kemudian Nasrudin kawin kembali dengan seorang janda.
Pada suatu malam, ketika mereka sedang tidur-tiduran ditempat tidur, istri nasrudin mulai berbicara tentang mantan suaminya, dikatakannya bahwa suaminya yang pertama adalah seorang lelaki yang sangat baik perangainya.
Nasrudin kemudian ganti berbicara tentang mantan istrinya, ia mengatakan mantan istrinta adalah wanita yang paling baik yang pernah ia kenal.
Tetapi istri keduanya ini berbicara lebih cepat dari Nasrudin dan dengan demikian iapun memenangkan pembicaraan yang mirip pertengkaran itu.
Nasrudin akhirnya marah kepada istri keduanya ini, sehingga ia menendang wanita itu hingga jatuh dari tempat tidur dan terjerembab dilantai. Keesokan harinya wanita itu pergi kepengadilan dan mengajukan tuntutan terhadap suaminya.
Ketika sidang pengadilan dimulai, wanita itu mengatakan bahwa Nasrudin telah menendangnya hingga terjatuh dari tempat tidur.
"Apakah engkau melakukan itu Nasrudin?" tanya Hakim.
"Tidak,saya tidak melakukan itu,tuan," jawab Nasrudin.
"Masalahnya begini,lanjut Nasrudin,:Pada waktu itu kami berdua sedang tidur-tiduran ditempat tidur, dan kemudian datanglah seorang temannya ikut-ikutan tidur,dan kemudian datanglah seorang teman saya ikut-ikutan tidur pula.Dengan demikian ada empat orang di satu tempat tidur.Tentu saja tempat tidur itu terlalu penuh sesak sehingga akhirnya istri saya ini terjatuh dari tempat tidur dan terjerembab di lantai.
Naaah Loooh..... :-)

Sunday, November 05, 2006

Gadis kecil itu

Dengan rambut terurai yang kusut,seorang gadis kecil berlari-lari sambil menangis mengikuti jenasah ayahnya yang diusung menuju tempat pemakaman.
Melihat iring-iringan jenasah lewat didepan rumahnya,Hasan Al Basri yang duduk didepan pintu bangkit dan bergabung dengan iring-iringan itu.
"Ayah ,mengapa begitu singkat umurmu?" ratap gadis kecil itu mengikuti iring-iringan itu.
Hasan Al Basri melihat keadaaan gadis itu hatinya merasa terenyuh, perasaannya menjadi iba.Takdir telah menentukan bahwa gadis sekecil itu harus kehilangan bapak,padahal gadis seumurnya sangat memerlukan perlindungan dan bimbingan seorang bapak.
Esok harinya,ketika Hasan Al Basri kembali duduk dimuka pintu seperti hari kemarin ,gadis kecil itu lewat lagi.Gadis kecil itu berlari-lari kecil sambil meratap dan menangis menuju makam ayahnya.Hal itu membuat Hasan Al Basri ingin tahu apa yang akan diperbuat gadis kecil itu dan ia mengikutinya dari belakang.
Setiba di pemakaman, Hasan Al Basri melihat gadis kecil itu memeluk makam ayahnya, pipinya diletakan diatas gundukan tanah sambil meratap-ratap.
Dari persembunyiannya Hasan Al Basri selalu mengikuti apa yang dilakukan gadis kecil itu, dan Ia mendengar apa yang diucapkannya.

"Ayah, malam ini engkau sendirian terbaring dalam kegelapan kubur, tanpa lampu penerangan.Jika malam kemarin, aku masih bisa menyalakan penerangan untukmu.Tapi sekarang, siapakah yang menerangimu ?
"Ayah, malam kemarin aku masih bisa menggelar tikar untuk alar tidurmu, tapi sekarang siapakah yang menggelar tikar untukmu ?
"Ayah, Jika malam kemarin aku masih bisa memijiti tangan dan kakimu, sekarang siapakah yang memijitimu?" terdengar memilukan ratapan gadis kecil itu.
"Ayah, jika kemarin aku yang menyelimutitubuhmu,tapi kini siapa yang menyelimutimu tadi malam?" terdengar kembali suara gadis kecil itu diantara isak tangisnya.
"Ayah, kemarin engkau masih bisa memanggilku, dan aku menjawab untukmu, tapi semalam siapa yang engkau panggil dan siapa pula yang menjawabnya?
"Ayah, jika kemarin engkau minta makan dan aku yang melayani, apakah engkau semalam minta makan? dan siapa yang melayanimu?"

Karena tak tahan mendengar ratapan yang mengarukan itu, Hasan Al Basri keluar ari persembunyiannya dan mendekati gadis itu, tak terasa air matanya menetes jatuh karena haru.
"Anakku, janganlah kau mengucap seperti itu."kata Hasan Al Basri setelah berusaha menenangkan hati gadis kecil itu .
"Seharunya ucapkanlah kata-kata seperti ini:
"Ayah, kau telah ku kafani dengan kain kafan yang bagus, masihkah engkau memakai kain kafan itu? Dan kata orang sholeh, bahwa kain kafan orang yang telah meninggal ada yang diganti dengan kain kafan dari surga dan ada pula yang dari neraka.
kain kafan yang mana yang ayah gunakan sekarang?
"Ayah, kemarin aku telah meletakan tubuhmu yang segar bugar kedalam kubur, masih bugarkah tubuhmu hari ini?"
Gadis kecil itu terus saja mendengarkan ucapan yang dicontohkan Hasan Al Basri .
"Ayah, orang-orang alim mengatakan bahwa semua hamba besok ditanya tentang imannya. Diantara mereka ada yang bisa menjawab, tetapi ada juga yang membisu.Yang kupikirkan, apakah ayah bisa menjawab atau hanya membisu?"
"Ayah, katanya kuburan itu bisa merupakan secuil taman dari surga,tetapi bisa juga merukan sebuah lubang dari lubang neraka.Yang menjadi pikiranku,bagaimana kuburan ayah sekarang?
"Ayah, dulu setiap aku memanggilmu engkau selalu menjawab, tetapi kini engkau ku panggil-panggil tak lagi mau menjawab. Kini engkau telah berpisah denganku, dan tak akan berjumpa sampai hari kiamat.Semoga Allah tak menghalangi perjumpaanku denganmu."

Demikian nasehat Hasan Al Basri yang disampaikan kepada gadi kecil itu dalam meratapi ayahnya yang sudah meninggal.
"Sungguh baik nasehat bapak,aku sangat berteriman kasih sekali."kata gadis kecil itu.
Kemudian Hasan Al Basri mengajak gadis kecil itu pulang, meninggalkan kuburan ayahnya.

Saturday, November 04, 2006

Atas nama Insya Allah


Cerita ini mungkin kita pernah mengalami atau mungkin kita pernah menjadi pelakunya dan semoga ini menjadi pelajaran untuk kita semua.

Cukup lama Nasrudin menabung agar bisa memiliki sebuah baju baru.Suatu hari dengan penuh kegembiraan ia pergi ke tukang jahit.
Setelah diukur segalanya yang perlu tukang jahit pun berkata :"kembalilah kesini seminggu lagi,Insya Allah baju mu sudah selesai dijahit."
Terpaksa Nasrudin harus menahan diri selama seminggu untuk kemudian kembali lagi.
"Maaf,bajumu belum selesai.Tapi Insya Allah ,besok sudah jadi."
Keesokan harinya Nasrudin kembali lagi.
"Sekali lagi,maaf" kata si tukang jahit,"sedikit lagi selesai,cobalah datang besok lagi dan Insya Allah bajumu sudah benar-benar rampung".
Nasrudin merasa gusar,penjahit ini dianggap keterlaluan maka ia pun berkata :"Berapa lama sih waktu yang kau butuhkan untuk menyelesaikan bajuku tanpa menggunakan nama Allah?"
sebab bila kau pakai kata Insya Allah lagi pasti akan banyak waktu yang kau butuhkan :-(

Thursday, November 02, 2006

katakan Insya Allah


Kisah-kisah atau cerita berikut mungkin bisa kita ambil sebagai pelajaran kehidupan.

Seorang lelaki menuju pasar untuk membeli seekor keledai.Ditengah perjalanan ia bertemu temannya.

"mau kemana kamu?" tanya temannya.
"Ke pasar membeli seekor keledai," jawabnya.
"katakan 'Insya Allah',begitu," kata temannya.
"buat apa bilang 'Insya Allah' segala.Uang ada disaku ku,dan keledai ada di pasar" jawabnya.

Ketika sedang mencari-cari keledai yang cocok,uang disakunya dicopet orang. Akibatnya ia pulang dengan tangan hampa dan perasaan kesal dan sedih.
Ditengah perjalanan pulang ia bertemu kembali dengan temannya tadi.

"Mana keledai yang kamu beli? Apa yang terjadi padamu?" tanya temannya dengan heran.
"Uangnya dicopet ,'Insya Allah' " Jawabnya acuh tak acuh.
RSS Feed

Labels